
CLOSE
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari Jumat (09/10/2020) terjadi penguatan sebesar (+0.28%) yang menyebabkan IHSG naik hingga level 5053.663. Meskipun begitu, pada kenyataannya hanya empat sektor yang mengalami penguatan sementara sektor lainnya mengalami pelemahan.
Sektor Mining mengalami penguatan paling unggul pada perdagangan kemarin yakni sebesar (+1.17%) disusul dengan sektor Agriculture yang tak kalah kuat yakni sebesar (+1.16%). Sementara itu, sektor yang mengalami pelemahan terbesar dialami oleh sektor Property, Real Estate and Building Construction yakni sebesar (-0.55%). Pada perdagangan kemarin sebanyak 8.697 milyar dengan total transaksi sebesar 5.484 triliun. Asing pun melakukan aksi jualnya sehingga menghasilkan Net Foreign Sell sebesar 89.53 milyar dari seluruh pasar.
Hari ini kami memprediksi IHSG akan mengalami penguatan. Hal ini disebabkan akan terjadinya penerusan sentimen positif pasar pada perdagangan minggu lalu yang selama satu minggu terakhir IHSG mengalami rally. Hal ini masih disebabkan oleh sentimen pendorong IHSG berasal dari sambutan positif pelaku pasar terhadap pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja. IHSG dibayangi optimisme investor setelah pengesahan UU Cipta Kerja. Diharapkan langkah ini dapat mendorong pemulihan ekonomi dan menarik investasi asing. Selain itu dilihat dari sisi teknikalnya, IHSG berada pada tren naik. Stochastic Oscillator belum mencapai titik overbought yang pasti sehingga masih ada kekuatan untuk hari ini melanjutkan penguatan IHSG walau terbatas. Kami memperkirakan bahwa pergerakan IHSG berada di rentang 4.974-5.080. Selain itu, indikator Fractals pun belum menunjukkan titik jenuhnya.
Setelah 3 Pekan Melemah, Harga Sawit Makin Legit
Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) berbalik menguat sepanjang pekan ini. Penguatannya cukup signifikan, yakni sekitar 7%.
Pada pekan ini, harga CPO di bursa Malaysia naik 7,5% secara point-to-point, sehingga harganya menguat di MYR 2.911/ton.
Setelah mengalami tren pelemahan 3 pekan berturut-turut, CPO sepertinya mulai kembali diinvestasikan oleh investor. Pada pekan lalu, CPO melemah 4,04% secara point-to-point.
Penyebab harga CPO melemah selama 3 pekan berturut-turut adalah fenomena La Nina yang terjadi dan diprediksi masih akan terjadi di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa bulan kedepan, sehingga menjadi ancaman suplai CPO, meski telah memasuki periode puncak produksi musiman September-November.
La Nina adalah peristiwa turunnya suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah suhu rata rata sekitarnya. Penyebabnya karena suhu permukaan laut pada bagian barat dan timur Pasifik lebih tinggi daripada biasanya
Menurut HIMA AE, Kejadian tersebut menyebabkan tekanan udara pada ekuator Pasifik barat menurun. Hal ini mendorong pembentukan awan berlebihan dan menyebabkan curah hujan tinggi pada daerah yang terdampak, terutama negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, kurangnya tenaga kerja di sektor perkebunan kelapa sawit membuat Malaysia harus menghadapi hambatan dalam pemanenan, apalagi Malaysia merupakan produsen CPO terbesar kedua setelah Indonesia.
Bagaimanapun juga fenomena La Nina ini akan tetap dipandang sebagai pemicu terjadinya reli harga komoditas minyak nabati di sisa tahun ini serta awal tahun depan.
Dalam jangka pendek sentimen positif penggerak pasar adalah adanya fenomena pembelian minyak sawit dalam jumlah besar untuk meningkatkan stok di India menjelang perayaan Diwali November nanti.
Submer : CNBC
Pada perdagangan Jum’at, 09 Oktober 2020 PT. Vale Indonesia Tbk (INCO) ditutup menguat sebesar +5,43% pada harga Rp 3.690. Jika dilihat dari Analisis Teknikal pada perdagangan kemarin membentuk Candle Long White Body yang mengindikasikan adanya potensi penguatan. Hal ini juga didukung oleh indikator MA10, Stochastic, dan Volume MA (20) yang memiliki korelasi positif terhadap penguatan saham tersebut.
Pada perdagangan terakhir dapat dilihat bahwa pergerakan harga saham INCO berhasil mem-breakout garis MA10. Hal tersebut mengindikasikan potensi dimulainya tren bullish pada saham INCO. Sama halnya dengan indikator Stochastic yang juga menunjukkan sinyal positif untuk entry dari pergerakan harga saham INCO. Dimana garis %K memotong %D dari bawah ke atas (golden cross), yang dimana momen persilangan ini terjadi di level 26,5% (area di bawah 50%).
Indikator-indikator di atas juga diperkuat dengan Volume perdagangan yang didominasi oleh aksi beli (Buy). Selain itu, level Volume perdagangan kemarin berada jauh di atas rata-rata pergerakan volume selama 20 hari (Volume MA20).
Recommendation: Buy
Target Price : Rp 3.870
Stop Loss : Rp 3.610
(DISCLAIMER ON)
Telah diterbitkan di
https://hima-analisefek.com/2020/10/12/mentari-pagi-edisi-598-senin-12-oktober-2020/